Tuesday, November 16, 2010

Prof. Dr H. Engkoswara, M.Ed.: Mewujudkan Iman Ilmu Amaliah Indah


T13/OJ/2010
Ihda Fadila
210110090048
Pendidikan merupakan hal yang penting bagi setiap orang. Tanpa pendidikan, tidak ada bekal untuk mengembangkan potensi yang menjadi kekuatan hidup manusia di dunia maupun akhirat. Untuk menerapkan pendidikan di semua lapisan, pemerintah mencanangkan berbagai program yang dapat memudahkan masyarakat untuk mengenyam bekal hidup tersebut, salah satunya adalah dana BOS.  Namun seiring dengan perjalanannya, penyelewengan dana ini terkadang muncul. Kecurangan-kecurangan terus terjadi di dalamnya, baik dari pihak pemerintah maupun dari pihak penerima. Terjadinya penyelewengan ini seakan-akan tidak ada yang peduli dengan keadaan pendidikan. Namun, berbeda halnya dengan seorang pengamat pendidikan dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, Prof. Dr. H. Engkoswara, M.Ed. Engkoswara justru sedang berusaha mencegah upaya kerusuhan, korupsi dan disintegrasi bangsa agar tidak terjadi kecurangan-kecurangan lagi terutama di bidang pendidikan. “orang-orangnya harus memiliki iman ilmu amaliah indah”, menurut Engkoswara. Untuk menerapkan iman ilmu amaliah indah ini, Engkoswara mendirikan suatu sekolah bernama Yayasan Amal Keluarga pada tahun 2001 bersama dengan istrinya.
Prof. Dr. H. Engkoswara, M.Ed lahir di Cigugurgirang, Parongpong, Kabupaten Bandung, pada 23 Desember 1937. Beliau menikah dengan Prof. Dr. Hj. Entin Suryatin, M.Pd. dan dikaruniai enam orang anak, yaitu Dr. Danny Meirawan, Ir. Wendi Juliwan, Ir. Tiwa Veriana, Diane (almarhumah), Widiani, S.E., M.M., dan Ir. Cipta Endyana. Beliau memang tidak pernah main-main soal pendidikan. Semua anaknya memiliki gelar pendidikan yang tinggi dan baik. Hal ini dilakukan juga bagi dirinya dan istrinya. Keduanya memiliki gelar profesor. Untuk mendapatkan gelar tersebut,  beliau tak tanggung-tanggung pergi ke Universitas Hawai untuk menyelesaikan S3-nya.
Prof. Dr. H. Engkoswara adalah seorang Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung dan Universitas Persada Indonesia Yayasan Administrasi Indonesia (UPI YAI). Selain sebagai seorang dosen, beliau juga ikut dalam berbagai organisasi pendidikan, seperti menjadi Ketua umum FORMOPPI (Forum Musyawarah Profesi Pendidikan Indonesia), anggota ISPI (Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia), anggota PGRI (Persatuan Guru Rakyat Indonesia). Selain itu, beliau juga pernah menjadi Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Indonesia ( FIP UPI ), ketua lembaga penelitian IKIP Bandung, Kepala sekolah dasar 8 tahun PPSP, kepala SMA Propinsi Jawa Barat, anggota dan wakil komisi VII DPR-MPR RI, ketua LSD Cicadap dan LSM Sukasari, ketua Ikatan Pemuda Bandung Utara, ketua umum IPBI, Wakil FOPI, Vice president ARAVEG, dan Ketua umum ISPI. Dilihat dari yang ditekuninya, Engkoswara memang benar-benar peduli pada bidang pendidikan. Beberapa buku mengenai pendidikan pun pernah ia tulis.
Untuk mewujudkan iman ilmu amaliah indah ini, Engkoswara mengembangkan suatu teori pendidikan mengenai perkembangan karakter manusia. Engkoswara berpendapat bahwa karakter ini harus dilandasi dengan etika, logika, dan estetika. Pada kenyataannya saat ini, masyarakat Indonesia hanya mengandalkan logikanya saja, karena itu banyak terjadi kecurangan. Karakter masyarakat Indonesia harus dibenahi agar kerusuhan, korupsi dan disintegrasi bangsa dapat dicegah.

Data narasumber:
Nama    : Prof. Dr H. Engkoswara, M.Ed.
TTL      : Bandung, 23 Desember 1937
Alamat  : Komplek Budi Asih, Jalan Cipedes Baru No.19, Bandung.
No. Hp : 0816600320

No comments:

Post a Comment