Tuesday, November 16, 2010

Feature Profil

T13/OJ/2010                                                                              
Muhammad Septianto
210110090038

Dedi Djanuryadi
Pers Indonesia
Pers di Indonesia telah mengalami berbagai macam perubahan dari masa ke masa. Banyak orang menilai bahwa pers Indonesia telah mengalami kemajuan dibandingkan ketika jaman orde baru. Kemajuan tersebut dapat dilihat dari segi penampilan berita yang ditampilkan. Namun, tidak sedikit juga orang yang menilai bahwa etika pers dan pelaksanaan kegiatan pers Indonesia malah megalami kemunduran, dan salah satunya ialah Dedi Djanuryadi. Ia merupakan mantan wartawan orde baru yang masuk ke dalam daftar blacklist, yang membuatnya susah bekerja dalam dunia jurnalisme selama jaman orde baru. Hal tersebut membuatnya mengubah pekerjanya yang semula akrab dengan dunia jurnalisme atau wartawan, menjadi akrab dengan bidang entertainment.
Pers Indonesia yang dulunya berpatok pada idealis, sekarang berubah dan berpatok pada kapitalis. Ia menyayangkan dengan pers Indonesia saat ini. Salah satu penyebab buruknya sistem pers di Indonesia ialah karena kurangnya idealisme dan kesadaran pada jurnalis. Kesadaran tersebut harus dimulai dari masing-masing pribadi jurnalis. Selain dari individunya, pers akan menjadi lebih baik jika lembaga dan media yang berkaitan dapat selaras dengan pers yang ideal.
Diperlukan pula edukasi di tingkat dasar serta bebas dari keterikatan dengan politik maupun hal lain yang mengganggu idealisme bagi pers, agar pers Indonesia menjadi lebih baik. Pers mesti berdiri di atas idealisme.

Narasumber
Nama : Dedi Djanuryadi
TTL : Taskmalaya, 27 Januari 1986
Alamat : Jalan Karet Tengsin Gg Mesjid III RT 004/04
No HP : 085294071633

No comments:

Post a Comment